Malam itu, sendiri ku melihat langit yang di hiasi kilauan beribu-ribu bintang di atas gunung prau. Ditemani indahnya bintang dan dinginnya malam ....dan ketika pagi mulai menyapa guning prau Cahaya Matahari pagi mengintip di antara gunung sindoro sumbing, dengan malunya sedikit demi sedikit keluar dari sangkar. Hawa dingin pun terhapus sinar cerahnya.
Berbagai sensasi akan di rasakan para pendaki saat di gunung prau.... Tertiup angin pagi di ketinggian 2565 mdpl. Kabut putih menyelimuti seakan menghangatkan suasana dingin di pagi hari Gunung prau
Mata seakan rugi untuk berkedip, kilatan blits dari kamera para pendaki Gunung prau membuat pendaki menjadi selayaknya artis pada saat itu.
Sebuah Keagungan Tuhan tersirat dalam setiap detiknya. Karya Seni Sang Maha Pencipta dan Sang Pemilik Mayapada dengan komponen utama Alam, di iringi indahnya kicau burung di pagi hari, pepohonan hijau sebagai pemanis, permukaan danau Ranu Kumbolo seakan lembaran cermin besar yang di gelar asri. Ditambah udara segar Gunung prau yang tak mungkin kita dapatkan di kota.
Tetapi, semua hal menyenangkan itu akan hilang dalam sekejap, karya Agung Sang Maha Pencipta yang mengiringi pagi para pendaki Gunung prau akan mengungkap sebuah kenyataan pahit.
Perlahan - lahan sampah - sampah akan terlihat jelas tercecer di hamparan sabana. Tumpukan arang kayu bakar merusak keindahan rumput gunung prau. Botol - botol dan bungkus plastik makanan instan, adalah sebuah tiket yang dibayarkan para pendaki saat pertunjukan Karya seni Sang Pemilik Mayapada tadi usai.
Dengan tak bertanggung jawab para pendaki pun meninggalkan keindahan bukit teletubies seakan tak peduli., mereka pergi begitu saja
gunung prau, semoga kau tetap bertahan seperti ini, sehingga anak cucu kami bisa menyapa engkau di suatu pagi seperti ini. Tetaplah bertahan walau setiap hari kau di khianati para pecinta alam.
0 Response to "saat gunung prau di khianati pecinta alam"
Posting Komentar