“Kenapa Mas ditolak,Nduk?"Tanyaku pada gadis mungil itu.
“Karena Mas terlalu baik buat saya” Dan gadis mungil itu pergi begitu saja membiarkanku yang melongo mendengarkan jawabannya.
Kata-kata “Karena Mas terlalu baik” seolah-olah seperti momok dalam kehidupanku.Bukankah hidup adalah film terbaik, meski kisahnya selalu saja menyedihkan. Yappss, sejak kelas 6 Sekolah Dasar penolakan demi penolakan bergilir berurutan mengisi kisah cintaku.
Sebenarnya alasan dia menolak saya memang benar. Bukan fitnah. Saya memang lelaki baik-baik yang selalu sholat lima waktu,rajin bekerja,suka menabung dan tidak sombong....
Njur ngopo mesti ditolak?
Wajah saya yang memang tidak tampan tapi masih bisa dibilang manis, itu kata Ibuku. Sayangnya, kehidupan akademik tidak berbanding lurus dengan kehidupan percintaan. Mungkin perlu sedikit nakal biar bisa dapat pacar.
Nasib memang, seminggu kemudian,gadis mungil pujaan hati saya itu sudah bergandengan tangan dengan laki-laki lain. Buruknya lagi, ternyata kawan saya sendiri yang jadi gandengannya.Yahh namanya nasib anak baik.
Kalau mau dibandingkan dengan saya sih, kawan itu ora ono opo-opone ..saya jauh lebih baik darinya dibidang pekerjaan hingga urusan ibadah.Tapi dia jauh lebih baik kalau urusan gonta-ganti pacar. Urusan fisik samalah. Lebih romantis? Kalau saya kirim puisi pake karya sendiri, kalau dia kirim puisi pake kutipan lagu.
Jadi memang begitu rupanya. Jomblo selalu dihuni oleh lelaki baik-baik semacam saya dan menunggu waktu yang tepat untuk menikah. Dan Lelaki nakal selalu menjadi juara di urusan pacaran tapi kerap menjadi pecundang ketika diajak menikah.
Setiap lelaki punya jatahnya sendiri-sendiri. Percayalah pada Ayat AL Quran, “Kamu akan berjodoh dengan yang serupa denganmu. Lelaki baik-baik untuk perempuan baik-baik. Dan begitu juga sebaliknya.”
Nduk, Mas ora popo kamu tolak dulu. Karena Mas memang lelaki baik-baik yang mungkin tidak berjodoh denganmu....
0 Response to "LELAKI BAIK"
Posting Komentar